Tanggapi JK, Erick Thohir Jamin China Tak Dominasi Investasi di RI

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan investasi asing yang digencarkan oleh pemerintah Indonesia tidak hanya didominasi China, melainkan seimbang dengan negara lain.

Hal tersebut merespons pernyataan Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) terkait ekonomi di Indonesia dikuasai oleh penduduk Tionghoa, padahal populasi mereka di Tanah Air minoritas.

Dia mencontohkan kiprah Sarinah mengembangkan UMKM di Indonesia. Kemudian kerja sama infrastruktur yang menggandeng banyak negara, seperti pelabuhan Belawan dengan Uni Emirat Arab (UEA), bandara dengan India, dan proyek mobil listrik dengan Korea dan Amerika Serikat.

"Indonesia sebagai negara merdeka kita sangat menjunjung tinggi investasi seimbang dari pemerintah mana pun," tuturnya.

Meski begitu, Erick memastikan Kementerian BUMN tidak mendukung kesenjangan, yang menyebabkan orang yang kaya semakin kaya, orang yang miskin semakin miskin. Dia pun berterima kasih terhadap masukan JK.

"Tapi kita intervensi dengan kebijakan pemerintah atau BUMN. Jadi kita ingin semua bisa baik. Jadi saya berterima kasih dengan masukan Pak JK saya perhatikan," imbuh dia.

"Karena beliau sangat saya hormati saya banyak belajar dari Pak JK apalagi waktu saya masih di Asian Games beliau pembimbing saya waktu itu. Terima kasih Pak JK saya akan pelajari isu-isu yang diangkat oleh Pak JK," pungkasnya.

Beberapa waktu lalu, JK menyoroti ekonomi di Indonesia dikuasai oleh penduduk Tionghoa, padahal populasi mereka di Tanah Air minoritas. Meski demikian JK menilai mereka tidak salah punya posisi dominan di perekonomian.

"Tentu sahabat-sahabat kita bayar pajak, pekerjakan orang. Tapi tantangan terbesarnya di kita. Mereka tidak salah, yang kurang kita," kata Jusuf Kalla dalam acara halalbihalal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (12/5).

Karena itulah Jusuf Kalla umat muslim tak hanya didorong menjadi cendekiawan, namun juga spirit wirausahawan.

"Karena Itulah makanya bagaimana kita bukan hanya mendorong jadi cendekiawan, tapi bagaimana kita... ayo tadi ada program-program. Tapi bagaimana kita inovasi dan spirit kewirausahaan," katanya.