Tunda Pemberian Award buat Penulis Palestina, Frankfurt Book Fair Banjir Kecaman
Tunda pemberian penghargaan untuk penulis asal Palestina, penyelenggara Frankfurt Book Fair yang pro-Israel menuai kecaman luas, termasuk dari Indonesia. #newsupdate #update #news #text
Adania Shibli. Foto: Facebook/@Haus der Kulturen der Welt
Adania Shibli. Foto: Facebook/@Haus der Kulturen der Welt

Penyelenggara Frankfurt Book Fair yang memperluas panggung untuk Israel dan membatalkan pemberian penghargaan bagi seorang penulis asal Palestina, Adania Shibli (49 tahun), menuai kecaman.

Sejumlah industri penerbit dari Indonesia, Malaysia, dan negara Arab pun membatalkan keikutsertaannya dalam pameran buku terbesar di dunia yang diselenggarakan setiap tahunnya di Frankfurt, Jerman, ini.

Dikutip dari New York Times, penyelenggara Frankfurt Book Fair secara terbuka mengecam serangan Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober lalu, seraya menegaskan suara Israel akan ditonjolkan dalam pameran buku internasional tersebut.

"Acara penghargaan yang rencananya akan diberikan kepada sebuah novel karya penulis Palestina di Frankfurt Book Fair pekan depan dibatalkan pada hari Jumat karena perang yang dimulai Hamas di Israel," demikian menurut asosiasi sastra Jerman yang mengorganisir penghargaan di Frankfurt Book Fair, Litprom.

Litprom kemudian mengatakan, pihaknya sedang mencari format dan pengaturan yang sesuai untuk acara tersebut di kemudian hari.

"Pemberian penghargaan kepada Adania Shibli tidak pernah dipertanyakan," tambahnya.

Buku tentang Pemerkosaan oleh Tentara Israel terhadap Wanita Palestina

Berdasarkan rencana awal, Shibli — yang juga pernah ke Indonesia pada 2019 — seharusnya menerima penghargaan LiBeraturpreis di Frankfurt Book Fair.

Shibli seharusnya menerima penghargaan tersebut untuk bukunya yang berjudul 'A Minor Detail' — sebuah karya yang dia tulis berdasarkan kisah nyata tentang pemerkosaan dan pembunuhan oleh tentara Israel terhadap seorang wanita Palestina pada 1949.

Menurut penerbitnya di Jerman, Berenberg Verlag, 'A Minor Detail' versi Bahasa Jerman yang diterjemahkan dari bahasa aslinya, Arab, diterbitkan pada 2022.

Sementara itu, terjemahan buku ini dalam Bahasa Inggris sebelumnya dinominasikan dalam National Book Award 2020 dan International Booker Prize 2021.

Pihak pro-Israel menyebut karya Shibli antisemit atau memusuhi Yahudi.

Salah satu stan di Frankfurt Book Fair 2023. Foto: Frankfurt Book Fair/HO/ANTARA
Salah satu stan di Frankfurt Book Fair 2023. Foto: Frankfurt Book Fair/HO/ANTARA

Keputusan Litprom membatalkan acara penghargaan untuk Shibli dan lebih memberikan panggung untuk Israel kemudian menuai kecaman dalam sebuah surat terbuka yang ditandatangani lebih dari 600 pihak.

Penandatangan surat terbuka itu terdiri dari sastrawan terkemuka, termasuk Abdulrazak Gurnah dan Olga Tokarczuk — keduanya pemenang Hadiah Nobel Sastra, serta penulis lainnya termasuk Pankaj Mishra, William Dalrymple, dan Colm Toibin.

Selain para penulis, surat terbuka juga ditandatangani oleh para penerbit dan agensi sasttra. "Penyelenggara menutup ruang bagi suara Palestina," bunyi surat itu, yang diterbitkan pada Senin (16/10).

"Frankfurt Book Fair memiliki tanggung jawab, sebagai pameran buku internasional yang besar, untuk menciptakan ruang bagi para penulis Palestina untuk berbagi pemikiran, perasaan, refleksi tentang sastra selama masa-masa yang mengerikan dan kejam ini, dan tidak menutupnya," tambahnya.

Indonesia hingga Uni Emirat Arab Batal Partisipasi

Menanggapi keputusan penyelenggara Frankfurt Book Fair, beberapa industri penerbitan Arab pada akhir pekan lalu mengumumkan bahwa mereka membatalkan keikutsertaannya di pameran yang berlangsung dari hari Rabu (18/10) besok hingga Sabtu (22/10) tersebut.

Dalam pengumuman pengunduran diri, Otoritas Buku Sharjah dari UAE menggarisbawahi pendirian mereka dalam memperjuangkan peran budaya dan buku untuk mendorong dialog dan pemahaman antarmasyarakat.

"Kami percaya bahwa peran ini lebih penting dari sebelumnya," jelas Otoritas Buku Sharjah.

Di sisi lain, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) pada Selasa (17/10) juga mengambil langkah serupa. "Keputusan penyelenggara Festival Buku Frankfurt untuk hanya memihak dan memberi panggung Israel telah merusak cita-cita dialog dan upaya membangun saling pengertian antarnegara," kata Ketua Ikapi, Arys Hilman, dalam pernyataan tertulis.

Arys menjelaskan, pameran buku semestinya merupakan ajang dialog yang adil dan upaya membangun saling pengertian, dan buku juga berperan menyuarakan perdamaian serta penghapusan penindasan di muka bumi.

"Memihak Israel sambil melupakan derita rakyat Palestina ibarat membaca hanya sebuah buku untuk merasa paham seluruh isi dunia," ucap Arys Hilman.

Kemendikbud sebagai pihak yang memfasilitasi penerbit Indonesia ikut pameran ke Frankfurt pun akhirnya mundur.

Malaysia juga mengikuti langkah Indonesia untuk memboikot pameran buku Frankfurt.

Frankfurt Book Fair merupakan pameran perdagangan buku internasional dunia yang diadakan setiap tahun.

Ajang ini mempertemukan para penerbit, agen hak cipta, dan distributor buku dari seluruh dunia untuk melakukan bisnis, memamerkan produk, dan menjalin kerja sama.

https://kumparan.com/kumparannews/tunda-pemberian-award-buat-penulis-palestina-frankfurt-book-fair-banjir-kecaman-21Oe5ZXDBpL

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations