Uang Beredar di RI Selama Januari Naik 5,4 Persen, Capai Rp 8.721,9 Triliun

Bank Indonesia melaporkan uang beredar dalam arti luas (M2) di Indonesia pada periode Januari 2024 mencapai Rp 8.721,9 triliun, atau naik 5,4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Berdasarkan catatan bank sentral uang beredar pada periode tersebut juga lebih tinggi 3,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi tersebut didorong pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) 4,9 persen dan uang kuasi 6,1 persen.

“Perkembangan M2 pada Januari 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih,” demikian keterangan dari Bank Indonesia, Jumat (23/2).

Penyaluran kredit pada Januari 2024 dilaporkan tumbuh sebesar 11,5 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,3 persen (yoy). Sementara aktiva luar negeri bersih tumbuh 4,8 persen (yoy), setelah tumbuh 3,6 persen pada bulan sebelumnya.

Dari laporkan bank sentral, tumbuhnya M1 disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Sementara uang kartal yang beredar di masyarakat pada Januari 2024 mencapai Rp 915,9 triliun, atau tumbuh 10,3 persen.

Adapun tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,6 persen terhadap M1, tercatat jumlahnya mencapai 2.242,2 triliun pada Januari 2024, atau tumbuh 3,8 persen.

“Giro rupiah tercatat sebesar Rp 1.648,8 triliun atau tumbuh sebesar 3,6 persen, setelah terkontraksi 0,7 persen pada bulan sebelumnya.”

Pada Januari 2024, uang kuasi dengan pangsa pasar 44,6 persen dari M2, mencapai Rp 3.886,5 triliun atau tumbuh 6,1 persen, terutama dikontribusikan simpanan berjangka yang tumbuh 5,7 persen. Sementara Giro valas pada Januari 2024 sebesar Rp 724,7 triliun atau tumbuh 10,7 persen.