Wall Street Menguat Tipis, Investor Tunggu Data Inflasi
Wall Street sedikit menguat pada penutupan perdagangan hari Jumat (10/5). Ketiga indeks utama membukukan kenaikan mingguan, didorong faktor investor yang menunggu data inflasi. #bisnisupdate #update
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS

Indeks Saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street sedikit menguat pada penutupan perdagangan hari Jumat (10/5). Ketiga indeks utama Wall Street kembali membukukan kenaikan mingguan, didorong faktor investor yang menunggu data inflasi.

S&P 500 dan Dow sedikit lebih tinggi dan Nasdaq berakhir tidak berubah. Ketiga indeks menguat minggu ini, dengan saham blue-chip Dow meraih persentase kenaikan terbesar pada hari Jumat.

Mengukutip dari Reuters, Senin (13/5), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 125,08 poin, atau 0,32 persen menjadi 39.512,84, S&P 500 (.SPX) naik 8,6 poin, atau 0,16 persen menjadi 5.222,68 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 5,40 poin, atau 0,03 persen menjadi 16.340,87.

Komentar dari beberapa pejabat The Fed membuat para investor berekspektasi, mereka menantikan data inflasi minggu ini.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengakui ada tanda-tamda bahwa perekonomian sedang melambat, namun waktu penurunan suku bunga masih belum pasti. Sedangkan Presiden Fed Dallas Lorie Logan mengatakan tidak jelas apakah kebijakan moneter cukup ketat untuk menurunkan inflasi ke target bank sentral sebesar 2 persen.

Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP

Target tersebut akan muncul minggu ini ketika Departemen Tenaga Kerja merilis indeks harga Konsumen dan Produsen (CPI dan PPI).

“The Fed bertujuan untuk tidak menaikkan suku bunga namun memangkasnya, jadi 'higher for longer' adalah hal yang sama buruknya kecuali jika keadaan benar-benar tidak memungkinkan,” kata penasihat kekayaan senior dan ahli strategi pasar di Murphy & Sylvest, Paul Nolte.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan dia masih berpikir inflasi kemungkinan akan melambat berdasarkan kebijakan moneter saat ini dan memungkinkan bank sentral untuk mulai menurunkan suku bunga kebijakannya pada tahun 2024, meskipun mungkin hanya seperempat poin persentase dan tidak sampai bulan-bulan terakhir tahun ini.

“Saya masih mempunyai keyakinan itu, meskipun hal ini akan memakan waktu untuk memastikan inflasi akan turun,” kata Bostic.

Namun prospeknya berubah-ubah setelah tiga bulan inflasi berhenti membaik. Data pada hari Jumat memberikan sentimen negatif. Ekspektasi inflasi tahun depan dalam survei sentimen konsumen Universitas Michigan naik dari 3,2 persen menjadi 3,5 persen di bulan Mei, tertinggi sejak bulan November.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/wall-street-menguat-tipis-investor-tunggu-data-inflasi-22jFya2RK9b

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations