views
Ekuador mencekam usai deklarasi perang diumumkan oleh Presiden Daniel Noboa dan geng narkoba. Setidaknya ada ratusan serangan ke berbagai tempat di Ekuador terjadi pada pekan ini.
Pada Rabu (10/1) otoritas pendidikan diperintahkan untuk mengajar daring. Pertemuan tatap muka ditangguhkan sampai waktu belum ditentukan.
Sebagian besar perusahaan di Ekuador meminta pekerjanya untuk bekerja dari rumah atau WFH.
Salah seorang salesman medis di Quito, Manuel Munoz, mengatakan dia memilih kerja setengah hari sebelum gelap. Kondisi keamanan jadi alasan.
Munoz menyebut setiap jam dia melaporkan pergerakan dan kondisi kepada orang tuanya.
"Rencananya adalah untuk laporan setiap jam baik menelepon atau SMS," kata Munoz seperti dikutip dari AFP.
Kondisi serupa disampaikan oleh sopir taksi Santiago Enriquez. Dia memastikan selalu berkabar dengan rekan kerjanya sesama sopir taksi mengenai kondisi keamanan dan dirinya berada.
Oleh sebab itu, Enriquez menyambut baik hadirnya polisi dan tentara di jalanan Quito. Kehadiran tersebut merupakan perintah langsung Presiden Noboa untuk menetralisir anggota geng narkoba.
"Mereka (pemerintah) akan bertindak keras dan itu yang rakyat mau untuk merasa aman," ucap Enriques.
Sejak awal pekan ini, geng narkoba meluncurkan berbagai serangan ke sejumlah tempat di Ekuador. Yang paling menjadi sorotan adalah serangan dan penyanderaan di stasiun televisi dan penculikan mahasiswa.
Demi memulihkan kondisi keamanan Presiden Daniel Noboa meminta tentara dan polisi patroli di jalanan.
https://kumparan.com/kumparannews/warga-ekuador-ketakutan-serangan-geng-narkoba-sekolah-libur-dan-kantor-wfh-21wiBNrSzb0
Comments
0 comment