
Ledakan Toko Tanpa Kasir di Korsel: Keuntungan dan Tantangannya
Masa Depan Otomatisasi di Korea Selatan: Transformasi Tanpa Staf
Dalam 20 tahun ke depan, sekitar 43% pekerjaan di Korea Selatan diprediksi akan digantikan oleh sistem otomatisasi. Bayangkan toko, bar, atau kafe yang beroperasi tanpa kehadiran pramusaji atau pelayan. Proses transformasi ini telah berjalan, membawa berbagai keuntungan sekaligus tantangan.
Di pinggiran Kota Seoul, meski sudah larut malam, saya tetap bisa menemuinya: toko-toko swalayan yang buka 24 jam tanpa satupun staf di dalamnya. Dari gerai es krim hingga toko alat tulis dan sushi, semuanya berjalan dengan sistem otomatisasi yang memungkinkan pelanggan memilih dan membayar sendiri tanpa harus berinteraksi dengan karyawan.
Di pusat kota yang padat, bahkan ada bar tanpa staf bernama Sool 24. Pendiri bar ini, Kim Sung-rea, berbagi pengalamannya bahwa dengan sistem tanpa staf, dia hanya memerlukan dua orang untuk mengelola usaha yang sebelumnya mempekerjakan 12 hingga 15 staf. Keputusan ini tidak hanya meningkatkan laba, tapi juga memberinya waktu untuk fokus ke bisnis lain.
Dorongan dari Faktor Demografis dan Ekonomi
Korea Selatan menghadapi tingkat kesuburan terendah di dunia, dengan rata-rata anak per perempuan hanya sekitar 0,75 pada tahun 2024, jauh di bawah angka penggantian sebesar 2,1. Penurunan tenaga kerja yang signifikan berlangsung berdampingan dengan kenaikan upah minimum yang stabil. Ini mendorong para pengusaha seperti Kim untuk mengadopsi otomatisasi demi menekan biaya operasional.
Adaptasi Era Baru dengan Teknologi
Selain mengatasi masalah biaya, pandemi Covid-19 mempercepat adopsi sistem tanpa staf sebagai cara untuk menghindari pembatasan sosial dan menjaga jarak. Meskipun beberapa bisnis memilih robot berteknologi tinggi, banyak yang lebih memilih sistem otomatisasi sederhana yang lebih hemat biaya dan ruang.
Generasi muda di Korea Selatan juga menunjukkan preferensi bekerja di sektor teknologi dan startup, menghindari pekerjaan yang dianggap sulit dan kurang menarik di ritel atau manufaktur. Hal ini makin memperkuat kebutuhan otomasi di berbagai bidang.
Peluang dan Tantangan Baru
Perusahaan seperti Brownie yang dikelola oleh Kwon Min-jae mengelola puluhan toko tanpa staf, mulai dari tempat binatu hingga kafe dan minimarket. Meskipun toko-toko ini tanpa karyawan, mereka tetap membutuhkan perawatan dan pengisian barang secara rutin, yang kini difasilitasi oleh staf pelayanan khusus.
Kejahatan seperti pencurian juga relatif rendah, dan banyak pelanggan yang bahkan secara sukarela menghubungi jika mereka lupa membayar. Bagi para pemilik usaha, keuntungan dari penghematan biaya jauh melebihi potensi kerugian akibat pencurian.
Dengan kemajuan teknologi, profesi yang kini umum seperti supir kemungkinan akan bertransformasi drastis, apalagi dengan hadirnya mobil tanpa pengemudi yang semakin masif di masa depan. Meskipun ada kekhawatiran dari beberapa serikat pekerja, banyak pelaku bisnis optimistis bahwa otomatisasi membuka peluang ekonomi baru dan menciptakan pasar kerja yang lebih efisien.
Comments
0 comment